THANK YOU FOR VISIT MY BLOG

Thursday, April 16, 2009

Road to AMQ-Mollucas

Senin 13 April 2009 adalah awal penerbangan Wings Air dari Manado - Kao - Manado. Kebetulan bertepatan dengan jadwal keberangkatanku ke Ambon (sebenarnya hari minggu, cuman sengaja saya undurkan untuk mengikuti penerbangan perdana Wings Air).
Cinta pada pandangan pertama, Kesan pertama begitu menggoda - selanjutnya terserah anda. Kedua ungkapan itu mungkin sering kita dengar, intinya adalah sesuatu yang baru haruslah memberi kesan yang baik bagi orang, dan itulah espektasi saya waktu memutuskan mengikuti penerbangan perdana ini. Intinya saya mau merasakan service awal Wings Air yang dibenak saya pasti ada sesuatu yang "beda".
Setelah membeli tiket, tertera waktu keberangkatan adalah 09.10 WIT. Dengan asumsi dari Tobelo ke kao memerlukan waktu 1 jam, maka paling lambar saya berangkat dari Tobelo pukul 07.00. namun karena saya menggunakan jasa travel untuk transport ke kao, maka saya harus sesuaikan jadwal dengan mereka. Alhasil saya dijemput pukul 05.00 (masih waktu tidurku..heheh).
Penerbangan itu sendiri akan diresmikan oleh Bupati Halmahera Utara, yang datang dengan Muspida dan Kepala Dinas/Badan/Bagian di Setda Halmahera Utara. Dengan demikian pastilah tidak ada masalah berarti dalam penerbangan ini.
Namun ini hanya bayangan saja, karena kenyataannya "Kesan Pertama" sangat jauh dari harapan. Entah karena 'faktor' apa, pesawat yang akan membawa kami ke Manado datang terlambat hampir 4 jam. Anehnya, penumpang seakan-akan diabaikan oleh Maskapai. Sampai waktu Makan siang pun penumpang dibiarkan 'mancari' masing-masing. (padahal biasanya kan kalau situasi seperti itu, maskapai memberikan kompensasi makan siang yaa??).
Singkat cerita, saya melanjutkan penerbangan ke Kota ambon via Makassar.
Di Ambon, saya tinggal di Hotel Wijaya I, tepatnya di Jl. Said Parintah, Depan Kantor Bank BNI. Kamar saya di lantai 5, sehingga dari jendela saya bisa menikmati indahnya kota Ambon dengan pegunungan di belakang dan laut di depan.
Setelah urusan dinas selesai, saya menyempatkan diri untuk menikmati kota Ambon, baik siang maupun malam hari, aktifitas saya setiap hari di Ambon selalu ditutup dengan bersantai di Cafe Beta, depan Pelabuhan kecil. Di Cafe ini, saya bisa bersantai minum cappucino panas dan makan roti bakar sambil ber-internet ria. ya.. di Cafe ini ada akses point sebagai layanan gratis bagi pengunjung cafe, hmmm.. seandainya suasana ini ada di Tobelo.. (ada sih, tapi internetnya tidak gratis (bayar juga).
Akhir perjalanan saya di Ambon, besok tanggal 17 April 2009 saya akan kembali ke Tobelo, melalui Makassar-Manado-Ternate-Tobelo.
The End.

Saturday, April 4, 2009

Universitas Halmahera

Pulau Halmahera saat ini sudah memiliki Universitas sendiri. Universitas Halmahera (disingkat : UNIERA) adalah buah rahim dari pergumulan panjang GMIH untuk menghadirkan sebuah lembaga pendidikan yang dapat menjawab kebutuhan akan sumberdaya manusia di bumi halmahera. Konon sejarahnya, sejak tahun 1992, sidang sinode GMIH di Daruba, Morotai, pemikiran untuk mendirikan universitas di halmahera sudah dicanangkan melalui keputusan sidang sinode tersebut. cikal bakalnya adalah Sekolah Tinggi Teologia (STT) GMIH yang dikelola Yayasan Perguruan Tinggi GMIH. Namun karena tidak ditunjang dengan aksi nyata, keputusan tersebut lambat laun padam perlahan..

Tahun 2006, api perjuangan yang mulai padam ini mulai dihidupkan kembali oleh beberapa orang yang peduli akan perkembangan pendidikan di halmahera. Drs. Esra Anu, saat itu menjabat Kepala Dinas Pariwisata Halmahera Utara, ditunjuk sebagai Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Halmahera (YPTKH), dengan misi mewujudkan keputusan sidang sinode 1992. Tahun itu juga dibentuklah tim pengembangan STT GMIH menjadi Universitas Halmahera, yang dikomandani oleh Pdt. Dr. Julianus Mojau (pendeta GMIH yang lama mengabdi di STT INTIM Makassar). Perjuangan pun dimulai dan dengan susah payah-banting tulang - suka dan duka - caci dan maki - selalu mengiringi pekerjaan tim pengembangan. Saya sempat terlibat dalam tim (hanya sekedar membantu) untuk menyusun studi kelayakan yang akan di usulkan ke Ditjen Dikti di Jakarta. Sebenarnya StuKel tersebut sudah dibuat oleh beberapa orang tim, namun semuanya tidak sesuai format dan akhirnya disusun ulang oleh beberapa orang lagi (Pdt. S. Kaomaneng, Pdt. Ebin Danius, Nus Simange, dan saya). Panjang jika diceritakan, dan banyak sekali pihak yang terlibat dalam proses ini, baik secara langsung, maupun dibalik layar.

Akhirnya perjuangan panjang itu membuahkan hasil setelah Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK no. 200/D/O/2008 tentang pembukaan 10 program studi baru dan perubahan status STT GMIH menjadi Universitas Halmahera. Secara resmi, Dirjen Dikti, yang diwakili Koordinator Kopertis XII, meresmikan UNIERA pada tanggal 11 Oktober 2008.
Saat ini uniera memiliki kurang lebih 700 mahasiswa.